“The Sweetest Winner” VS “The Disposal Loser”


hastabanana101.blogspot.com

Telah menjadi budaya di negeri ini, mungkin di dunia ini seorang “The Winner” pasti selalu dielu-elukan dan menjadi kebanggaan semua orang. Bahkan tak heran jika tiba-tiba memiliki banyak kawan. Semua orang ingin dianggap menjadi  bagian dari “The Winner”. Tak jarang pula langsung banyak yang menjadi followernya. Semua memberi dukungan dan kontribusi yang mereka bisa. Dukungan, bantuan, kerjasama semakin banyak berdatangan. Dimana ada gula disitu ada semut, “The Winner” telah menjadi gula yang sangat menarik bagi seluruh koloni semut. Semua datang mengerumuni dan menjilati sang gula. Tak ingin ketinggalan merasakan manisnya gula.
Lain halnya dengan “Sang Loser” yang ditinggal seluruh kawan dan saudaranya. Tak ada yang ingin mengenalnya. Tak ada yang memberikan dukungan, bantuan bahkan sekedar sapaan.
“Sang Loser” ditinggalkan, diasingkan bahkan dibuang. “Disposal Loser” tempat pembuangan bagi orang-orang gagal. Orang-orang tidak penting yang harus dibumihanguskan dari bumi ini. Kegagalan dianggap sebuah aib yang harus dihindari, dicaci bahkan dilupakan. Sepertinya kita tidak ingin mengenalnya lagi bahkan membuang kontak namanya dari hidup kita.
Problematika yang kerap ditemui di dunia ini. Pada dasarnya tidak ada orang yang menginginkan sebuah kegagalan. Tidak ada yang pernah bercita-cita menjadi “The Loser”. Kegagalan lahir tanpa direncanakan. Kegagalan terjadi tanpa diinginkan. Bahkan kegagalan banyak terjadi akibat kecelakaan. Kecelakaan fatal atas kesalahan yang bagi sebagian besar orang dianggap sebagai keteledoran. Kesalahan sendiri yang pantas untuk dihakimi.
Bagaimana jika “Sang Loser” ini diberi kesempatan, apakah ada kemungkinan berhasil?. Bagaimana jika “Sang Loser” diberikan dukungan, bantuan bahkan perhatian? Mungkinkah mereka bisa kembali tegak berdiri untuk meraih keberhasilan?.
Kita harus ingat bahwa semua orang menginginkan keberhasilan, kesuksesan. Namun banyak diantaranya yang mengalami kegagalan. Dunia belum berakhir bagi “Sang Loser”. Mereka butuh perhatian, dukungan dan uluran tangan kita. Jangan pernah lupakan mereka, jangan pernah mencaci mereka. Mereka hanya butuh sedikit sentuhan bahkan sentilan untuk melecut semangat dan menghadirkan kembali asa untuk menjadi “The Sweetest Winner”.  

Artikel Media Kita Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Scroll to top