Stroke adalah
penyakit yang terjadi karena penyumbatan pada pembuluh darah otak atau pecahnya
pembuluh darah di otak. Akibatnya, bagian otak tertentu tidak mendapatkan
suplai oksigen sehingga rusak dan mati. Kerusakan sebagian otak inilah yang
mengakibatkan gejala seperti bagian tubuh lumpuh sebelah, susah berbicara,
susah melihat dan lain sebagainya.
Di Indonesia
sendiri, jumlah penderita stroke semakin meningkat dari sisi usia. Setidaknya sekitar
10% stroke menyerang orang berusia di bawah 45 tahun. Hal ini disebabkan oleh
gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, minuman beralkohol,
obesitas dan lain sebagainya. Untuk mencegahnya tentu kita harus menghindari
kebiasaan buruk tersebut dan juga menurut salah satu penelitian, kita bisa
meminimalkan resikonya dengan kemampuan multi bahasa.
Kemampuan
multibahasa diyakini mampu mengembalikan fungsi kognitif penderita stroke.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Edinburgh dan Nizam
Institute of Medical Sciences di Hyderabad, India menemukan bahwa hampir 40,5%
orang yang memiliki kemampuan multibahasa lebih mudah sembuh dibandingkan
dengan 19,6% orang dengan satu bahasa. Penelitian tersebut melibatkan 600
pasien stroke dengan memperhitungkan faktor-faktor gaya hidup yang buruk
seperti, tekanan darah tinggi, diabetes, dan usia.
Penelitian ini
adalah penelitian pertama yang melihat hubungan antara manusia dan bahasa dalam
proses penyembuhan penyakit stroke. Hasilnya membuktikan bahwa kemampuan
berbicara banyak bahasa dapat meningkatkan cadangan kognitif untuk mengatasi
kerusakan yang ditimbulkan akibat panyakit stroke dan demensia. Proses
perpindahan bahasa ke bahasa lain dapat melatih dan memperbaiki otak dalam
proses pemulihan pasca stroke.
Kesimpulannya, untuk
mencegah dan merangsang otak memiliki kemampuan memulihkan penyakit stroke,
maka sedari dini kita harus membekali diri dengan kemampuan bahasa yang baik.
Kemampuan multibahasa tidak hanya penting untuk melatih fungsi otak namun juga
sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
0 comments:
Post a Comment