Catatan Kecil: 100 Hari Pemerintahan Presiden Jokowi. Hanya sekedar catatan kecil, tidak akan menghapus yang besar. Hanya 100 hari tak akan menghapus 1725 hari lainnya. Begitulah kiranya apa yang menjadi dasar pemikiran kecil ini.
Presiden Jokowi merupakan presiden yang berbeda dengan presiden-presiden pendahulunya. Presiden Jokowi menjadi RI-1 dengan ketokohan dirinya yang dikenal dekat dengan rakyat. Presiden Jokowi dinilai merupakan representasi rakyat Indonesia. Blusukan yang menjadi senjatanya untuk dekat dengan rakyat selalu dilakukan mulai dari saat menjabat sebagai, walikota, gubernur dan presiden. Blusukan-blusukan inilah yang benar-benar menjadi metode jitu dan dekat dengan rakyat hingga menjadi RI-1. Presiden Jokowi begitu dielu-elukan masyarakat hingga dijuluki sebagai "New Hope" Indonesia. Ekspektasi yang tinggi pun tersemat di atas pundaknya. Ekspektasi untuk membawa Indonesia menjadi negara yang tumbuh dengan masyarakat yang sejahtera.
Tepat 28 Januari 2015 adalah 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi. 100 hari yang menjadi awal untuk melihat kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. Dari berbagai opini masyarakat dan pengamat, banyak yang melihat 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi ini masih jauh dari ekspektasi publik. Ada yang menilai Presiden Jokowi masih demam panggung, ada pula yang menilai Presiden Jokowi belum bisa keluar dari bayang-bayang tokoh dibelakangnya. Meskipun dari semuanya mendukung Presiden Jokowi untuk melanjutkan dan meningkatkan kinerja pemerintahannya.
Ada beberapa hal yang menarik dari beberapa hal yang telah menjadi kebijakan Presiden Jokowi di 100 hari pemerintahannya ini. Berikut beberapa kejadian tersebut.
Antara janji dan realitas politik :
1. Tidak bagi-bagi kursi menteri ke partai pendukung, menyusun kabinet yang ramping dan diisi oleh profesional : Menteri dari kalangan partai politik pendukung dan jumlah menteri sama seperti presiden sebelumnya
2. Tak berada di bawah bayang-bayang tokoh pendukung : Pengangkatan Jaksa Agung dan Calon Kapolri
3. Menurunkan harga sembako : Menaikkan harga bbm, menaikkan tarif listrik dan menaikkan harga LPG
4. Meningkatkan profesionalisme, menaikkan gaji dan kesejahteraan PNS, TNI dan Polri : Memangkas tunjangan istri, menerbitkan kebijakan membatasi undangan tamu pernikahan dll.
5. Memperkuat KPK : Kasus KPK VS Polri, Presiden belum menentukan sikap terkait pelantikan Calon Kapolri dan sikap terkait dikasuskannya seluruh komisioner KPK.
Prestasi :
Kebijakan Pro dan Kontra :
1. Kartu Indonesia Pintar, Indonesia Sehat dan Indonesia Sejahtera
2. Pemberhentian Kurikulum 2013
Diluar hal tersebut, ada beberapa peristiwa penting yang harus juga menjadi perhatian kita diawal pemerintahan Presiden Jokowi. Peristiwa duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Beberapa musibah yang menyita perhatian publik :
1. Longsor di Banjarnegara
2. Musibah Air Asia
3. Terpecahnya DPR di awal pemerintahan
Beberapa hal yang menarik diatas dapat kita lihat bahwa janji politik Presiden Jokowi sangat berlawanan dengan realitas politik yang terjadi. Bahkan, saat ini meskipun harga BBM sudah turun, harga-harga tak ikut turun. Rakyat menilai kebijakan ini sangat menyengsarakan rakyat. Kepopuleran tentu tak dapat dibayar dengan harga yang kian melambung namun pendapatan tak kunjung mengikuti. Belum lagi, kartu sakti masih memiliki berbagai masalah yang tak segera diatasi. Nampaknya kartu sakti ini juga tak sesakti untuk hidup dengan harga yang semakin meninggi. Dalam sisi hukum dan politik, pengangkatan jaksa agung, calon kapolri serta para wantimpres yang terkesan hanya berbagi untuk pendukung sejati. Sulit bagi kami menilai ini bukan bagian dari politik bagi-bagi. Meskipun demikian tak dapat dipungkiri 100 hari juga membawa prestasi. Prestasi yang membanggakan bagi negeri. Terimakasih Presiden Jokowi.
Dari beberapa kebijakan-kebijakan tersebut, LSI (Lembaga Survei Indonesia) memiliki data survey tentang kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi. Jumlah responden yang mengaku puas pada 100 hari kinerja pemerintah sebanyak 61,6%. Angka ini dinilai masih berada dibawah tingkat kepuasan pada 100 hari kinerja pemerintahan SBY pada periode pertama (2004) sebesar 66% dan periode kedua (2009) sebesar 70%. Namun demikian, angka kepuasan 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi ini dinilai masih dalam batas baik (positif). Selain itu, LSI juga merilis survey keyakinan publik untuk pemerintahan kedepan. Hasilnya sebanyak 21,7% responden sangat yakin Presiden Jokowi masih mampu memimpin Indonesia dan 52,8% lainnya mengaku cukup yakin. Hanya 17,6% yang menjawab tidak yakin, sementara 1,9% lainnya mengaku tidak yakin sama sekali. Sebanyak 6,1% lain tidak tahu atau tidak menjawab.
Tepat 28 Januari 2015 adalah 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi. 100 hari yang menjadi awal untuk melihat kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. Dari berbagai opini masyarakat dan pengamat, banyak yang melihat 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi ini masih jauh dari ekspektasi publik. Ada yang menilai Presiden Jokowi masih demam panggung, ada pula yang menilai Presiden Jokowi belum bisa keluar dari bayang-bayang tokoh dibelakangnya. Meskipun dari semuanya mendukung Presiden Jokowi untuk melanjutkan dan meningkatkan kinerja pemerintahannya.
Ada beberapa hal yang menarik dari beberapa hal yang telah menjadi kebijakan Presiden Jokowi di 100 hari pemerintahannya ini. Berikut beberapa kejadian tersebut.
Antara janji dan realitas politik :
1. Tidak bagi-bagi kursi menteri ke partai pendukung, menyusun kabinet yang ramping dan diisi oleh profesional : Menteri dari kalangan partai politik pendukung dan jumlah menteri sama seperti presiden sebelumnya
2. Tak berada di bawah bayang-bayang tokoh pendukung : Pengangkatan Jaksa Agung dan Calon Kapolri
3. Menurunkan harga sembako : Menaikkan harga bbm, menaikkan tarif listrik dan menaikkan harga LPG
4. Meningkatkan profesionalisme, menaikkan gaji dan kesejahteraan PNS, TNI dan Polri : Memangkas tunjangan istri, menerbitkan kebijakan membatasi undangan tamu pernikahan dll.
5. Memperkuat KPK : Kasus KPK VS Polri, Presiden belum menentukan sikap terkait pelantikan Calon Kapolri dan sikap terkait dikasuskannya seluruh komisioner KPK.
Prestasi :
1. Diikutsertakan lembaga lain (KPK, PPATK, dll) dalam pemilihan menteri
2. Eksekusi terpidana mati kasus narkoba
3. Penenggelaman kapal pencuri ikan
4. Pembentukan Satgas Mafia Migas
Kebijakan Pro dan Kontra :
1. Kartu Indonesia Pintar, Indonesia Sehat dan Indonesia Sejahtera
2. Pemberhentian Kurikulum 2013
Diluar hal tersebut, ada beberapa peristiwa penting yang harus juga menjadi perhatian kita diawal pemerintahan Presiden Jokowi. Peristiwa duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Beberapa musibah yang menyita perhatian publik :
1. Longsor di Banjarnegara
2. Musibah Air Asia
3. Terpecahnya DPR di awal pemerintahan
Beberapa hal yang menarik diatas dapat kita lihat bahwa janji politik Presiden Jokowi sangat berlawanan dengan realitas politik yang terjadi. Bahkan, saat ini meskipun harga BBM sudah turun, harga-harga tak ikut turun. Rakyat menilai kebijakan ini sangat menyengsarakan rakyat. Kepopuleran tentu tak dapat dibayar dengan harga yang kian melambung namun pendapatan tak kunjung mengikuti. Belum lagi, kartu sakti masih memiliki berbagai masalah yang tak segera diatasi. Nampaknya kartu sakti ini juga tak sesakti untuk hidup dengan harga yang semakin meninggi. Dalam sisi hukum dan politik, pengangkatan jaksa agung, calon kapolri serta para wantimpres yang terkesan hanya berbagi untuk pendukung sejati. Sulit bagi kami menilai ini bukan bagian dari politik bagi-bagi. Meskipun demikian tak dapat dipungkiri 100 hari juga membawa prestasi. Prestasi yang membanggakan bagi negeri. Terimakasih Presiden Jokowi.
Dari beberapa kebijakan-kebijakan tersebut, LSI (Lembaga Survei Indonesia) memiliki data survey tentang kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi. Jumlah responden yang mengaku puas pada 100 hari kinerja pemerintah sebanyak 61,6%. Angka ini dinilai masih berada dibawah tingkat kepuasan pada 100 hari kinerja pemerintahan SBY pada periode pertama (2004) sebesar 66% dan periode kedua (2009) sebesar 70%. Namun demikian, angka kepuasan 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi ini dinilai masih dalam batas baik (positif). Selain itu, LSI juga merilis survey keyakinan publik untuk pemerintahan kedepan. Hasilnya sebanyak 21,7% responden sangat yakin Presiden Jokowi masih mampu memimpin Indonesia dan 52,8% lainnya mengaku cukup yakin. Hanya 17,6% yang menjawab tidak yakin, sementara 1,9% lainnya mengaku tidak yakin sama sekali. Sebanyak 6,1% lain tidak tahu atau tidak menjawab.
100 hari pemerintahan Presiden Jokowi adalah waktu yang cukup untuk menilai awal kinerja pemerintahan yang baru. Data-data tersebut bisa menjadi koreksi dan perbaikan untuk peningkatan kinerja kedepannya. Presiden Jokowi dipilih oleh rakyat maka sudah seharusnya keluar dari bayang-bayang tokoh pengusungnya dan kembali untuk memenuhi janji kepada rakyat. Presiden Jokowi bukanlah malaikat yang tak punya salah, maka sudah saatnya kembali ke jalan rakyat untuk kesejahteraan rakyat. Buktikan bahwa Presiden Jokowi memiliki kepemimpinan yang kuat, berdikari, berani dan tidak peragu. Buktikan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat, tidak menyengsarakan rakyat dan kurangi entertainment yang tidak membuat rakyat sejahtera. Jadilah the real "New Hope" Indonesia.
0 comments:
Post a Comment