Ada orang yang mengira bahwa tahu kapan akan mati itu lebih baik, banyak orang yang bersyukur ketika dokter mengatakan kepadanya bahwa umurnya mungkin hanya tinggal beberapa bulan lagi saja. Sehingga dengan tahu hal tersebut dia dapat memperbaiki dirinya. Selagi nafas masih berhembus, waktu membenahi diri masih ada. Namun, ada juga orang yang lebih suka tidak tahu. Sehingga ketika dokter bilang “Umur Anda tinggal sekitar tiga bulan lagi,”dia langsung dilanda depresi. Merasa tidak ada lagi yang bisa ia lakukan dalam hidup ini. Hidupnya akan berakhir, sementara banyak sekali kewajiban dan tugas yang harus ditunaikan.
Jika anda boleh memilih; apakah anda lebih suka diberi tahu kapan akan meninggal, atau dibiarkan tidak tahu seperti yang lazimnya terjadi?
Pada waktu tertentu, Allah yang memilih untuk memberitahu orang-orang tertentu tentang kematiannya. Sehingga ada orang yang “merasa” akan meninggal hari Jumat. Lalu, ketika benar-benar meninggal pada hari Jumat itu, wajahnya seolah tengah tersenyum dalam tidurnya yang pulas. Merasa waktunya telah tiba, dan amalan terbaiknya telah siap ia persembahkan.
Pada waktu tertentu pula Allah memilih tidak memberi tahu orang tentang jadwal kematiannya, sehingga orang yang beberapa hari sebelumnya segar bugar, tiba-tiba dikabarkan telah tiada. Dengan begitu Allah semakin menegaskan bahwa Dialah yang memegang hak prerogatif untuk memutuskan apakah Dia memberitahu seseorang tentang kematiannya atau tidak. Kematian bisa terjadi kapanpun dan dimanapun. Bahwa kematian lebih dekat dari urat leher kita.
Sekarang, mari kita andaikan ini adalah hari terakhir dalam hidup kita. Apa yang akan kita lakukan dihari terakhir ini?
Anda tidak perlu merasa tertekan dengan pernyataan ini, hanya sekedar berandai-andai saja. Andai ini adalah hari terakhir dalam hidup kita, bersediakah kita untuk mempersembahkan hal terbaik dalam hidup kita? Rasanya, terlalu beresiko untuk mengatakan “tidak”. Karena, kalau kita tidak melakukan hal terbaik dari apa yang kita miliki dihari terakhir dalam hidup kita ini; kapan lagi?
Oleh karena itu, hari ini mungkin kita bersedia untuk menghentikan perilaku-perilaku negatif yang biasa kita lakukan dimasa lalu. Hari ini, kita hanya akan melakukan hal-hal yang kita yakin Allahmenyukainya. Karena Allahsuka kita memperlakukan orang lain dengan baik, hari ini kita akan memperlakukan orang lain dengan baik. Karena Allah senang kepada orang-orang yang memaafkan, maka hari ini, kita memaafkan orang-orang yang pernah berbuat salah kepada kita. Dan karena Allah sayang kepada orang-orang yang mensyukuri semua anugerah yang telah diberikan-Nya, maka hari ini; kita akan menggunakan semua anugerah Allah itu, untuk kebaikan semata.
Hari ini, mungkin hari terakhir kita bekerja. Sehingga, kita ingin mempersembahkan hasil karya terbaik saja. Sifat menunda-nunda, tidak lagi bisa diterima. Karena kalau hari ini kita tunda, tidak ada lagi kesempatan untuk melakukannya. Ini adalah hari terakhir kita. Semua kolega dilayani dengan baik. Semua file penting, dipersiapkan. Semua pekerjaan penting, diselesaikan. Semua tanggungjawab, ditunaikan.
Jika ada orang yang menyakiti kita hari ini, tidak lagi kita masukkan kedalam hati. Karena, dihari terakhir dalam hidup ini kita ingin membawa hati ini dalam keadaan ringan lagi bersih. Tidak ada noda kekesalan. Tidak ada nada kemarahan. Dan tidak ada dendam. Agar dihari terakhir ini, kita memiliki hati yang tentram. Lalu dengan hati yang tentram itu kita diijinkan menghadap Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan diijinkan menapaki surgaNya.
Wallahu a`lam…
0 comments:
Post a Comment