Kita pasti pernah mendengarkan musik melalui headset. Kurang gimana gitu klo ga pake headset. Iya kan. Tapi kita harus tahu lho sebenarnya pake headset terlalu sering itu gak baik buat kesehatan pendengaran kita. Memang efek dari penggunaan headset ini gak akan kita rasakan 1 atau 2 tahun kedepan. Tapi jika kita mulai membiasakan pake di usia 15 tahun maka pada usi 30 tahunan pendengaranmu akan berangsur berkurang. Nah lho.. Kan gak bagus klo di usia 40 tahun pendengaran kita melempem. Pendengaran merupakan aset yang sangat berharga maka dari itu patut kita jaga kesehatannya.
Proses pendengaran manusia, telinga memiliki dua sistem hantaran dalam menerima bunyi dari luar yaitu hantaran udara (air conduction) dan hantaran tulang (bone conduction). Pada hantaran udara, suara dihantarkan udara lalu masuk telinga dan menggetarkan gendang telinga. Kemudian, getaran tersebut akan terus masuk pada rumah siput (koklea). Cairan dalam rumah siput mengarah ke bulu-bulu halus untuk merangsang serabut syaraf pendengaran. Syaraf pendengaran lalu menyampaikan ke otak sehingga kita bisa mengartikan atau mengidentifikasikan suara tertentu. Pada hantaran tulang, prosesnya hampir sama bedanya
getaran bunyi tidak disampaikan udara melainkan tulang-tulang tengkorak ke cairan di telinga dalam. Jenis ini berperan dalam penghantaran bunyi yang sangat keras.
Nah, jika kita menggunakan headset maka telinga kita akan menerima hantaran melalui kedua hantaran tersebut. Ditambah lagi, ketika menggunakan headset maka tidak ada suara luar yang masuk sehingga suara dari headset fokus masuk ke telinga kita. Telinga manusia dalam keadaan normal mampu mendengarkan suara hingga 85 dB. Rata-rata level suara percakapan sekitar 60 dB, sementara suara konser musik rock mencapai 115 dB. Para ahli percaya, paparan suara melebihi 85 dB dalam jangka panjang sangat berbahaya. Volume suara tertinggi pemutar MP3 atau iPod sekitar 100 dB. Saat suara mencapai 90 dB kita tidak disarankan mendengarnya lebih dari 30 menit. Meskipun pada dasarnya telinga memiliki kemampuan meredam suara keras, namun kemampuan tersebut memiliki batasnya sehingga lama kelamaan kemampuan tersebut bisa berkurang. Selain itu, rumah siput akan mengalami gangguan karena terjadi perubahan energi mekanik menjadi energi listrik. Akibatnya sel-sel rambut getar yang seharusnya mentransmisi suara mekanik menjadi rusak.
Gangguan telinga dapat dimulai dengan berdengung (tinnitus). Meskipun berdengung bukanlah penyakit, namun berdengung merupakan gejala awal kerusakan pada saraf telinga. Biasanya itu terjadi karena telinga terkena hantaran suara volume tinggi pada waktu lama, infeksi telinga, serta benturan atau cedera kepala.
Nah, sekarang udah tau kan pengaruh penggunaan headset yang berlebihan. Ayo rawat telinga kita, aset pendengaran manusia yang berharga. Sekarang kita bahas mengenai Tips Telinga Sehat.
0 comments:
Post a Comment