Minggu ini adalah minggu pertamaku kuliah bisnis. Tetep bangga walaupun hanya menjadi mahasiswa dunia maya. Mahasiswa beneran kan udah pernah, nah sekarang jadi mahasiswa dunia maya. Tempat dan waktu bukan kendala dalam kondisi sekarang ini. Topik dan tema tak terbatas kalangan remaja. Siapa yang berminat dan berkesempatan ikut, jangan ragu untuk mencoba. Ilmu tak terbatas ruang dan waktu. Eh, kecuali sudah ada di ruang dunia yang berbeda. Apakah disana bisa belajar juga atau tidak. Gak begitu paham ane gan. Belum pernah ngerasain wisata disana.
Kembali ke pembahasan utama, nah kuliah bisnis ini adalah kuliah bisnis yang diadain universitas ciputra. Kalau gak salah ada 7 minggu dengan diberikan materi bisa berupa video, pdf ataupun ppt. Kuliah online ini merupakan salah satu potongan kecil dari impian Pak Cip untuk mendorong lahirnya entrepreneur di Indonesia. Mimpi adalah visi. Itulah entrepreneur sejati. Semoga ketularan entrepreneur sejatinya Pak Cip, bahkan lebih dahsyat.
Nah, di minggu pertama ini ada 2 materi pdf dan 3 video dari pengajar. Karena ane sama aja malesnya baca materi sama seperti di kuliah beneran jadi ane critain aja yang udah sempet terbaca. Materinya berjudul “Ciputra Entrepreneurial
Journey”. Menurut Pak Cip, visi adalah salah satu kekuatan menonjol dari seorang pemimpin dapat digambarkan sebagai kemampuannya dalam "membaca." Sama kayak ayat pertama di Al Quran ya, yg udah turun berabad-abad yang lalu. “Kemampuan membaca”, tidak sekedar membaca namun orang yang mampu membaca sesuatu secara mendalam akan mampu pula merefleksikan apa yang dibacanya untuk perkembangan dirinya.
Visi juga merupakan kemampuan membaca dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Tiap orang punya sudut pandang yang berbeda sesuai dengan kondisi dan kedalaman informasi masing-masing. Pak Ciputra menekankan bahwa kita harus bisa melihat lebih dalam, lebih luas dan lebih tinggi, melihat dengan imajinasi. Melihat tidak hanya yang ada dipermukaan, namun juga kedalamannya. Taman Impian Jaya Ancol adalah contoh kemampuan membaca dan visi dari seorang Pak Ciputra. Kawasan itu dahulu merupakan tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Adriaan Valckenier pada abad ke-17 dan pada masa penjajahan Jepang tidak terurus, sehingga menjadi kotor, kumuh, berlumpur, dan penuh rawa, sehingga ditinggalkan orang.
Pertama, yang dilakukan Pak Ciputra adalah menggunakan imajinasi kreatifnya dengan melihat potensi dan kekuatan yang dimiliki kawasan tersebut. Kedua, melakukan inovasi dengan cara subsidi silang. Ketiga, berani mengambil resiko yang terukur (calculated risk). Singkatnya, kawasan tersebut kemudian dibangun secara bertahap, sehingga kini telah menjelma menjadi kawasan wisata terbesar nomor lima di dunia.
Selain kemampuan membacanya, kesuksesan Pak Cip juga tak lepas dari peranan integritasnya yang mencakup moral serta janji yang harus ditepati sebagai landasan kesuksesan dalam bekerja, berbisnis, dan bermitra dengan orang lain. Kemitraan adalah pertaruhan reputasi citra pribadi seorang Ciputra. Bagi Ciputra, memikirkan manfaat yang bakal diperoleh mitra bisnisnya dalam sebuah proyek kerjasama bukan hanya demi memenangkan perundingan, melainkan untuk manfaat yang jauh lebih penting bagi kedua belah pihak, yakni kelanggengan proyek tersebut. Sebab mitra bisnis yang puas adalah rekomendasi yang terbaik untuk mendapatkan mitra bisnis berikutnya.
Menurut Pak Ciputra untuk menjamin keberhasilan suatu bisnis diperlukan organisasi visioner yang solid. Saat mengelola bisnis banyak orang yang tidak mau mendengarkan orang lain dan hanya menuruti dirinya sendiri. Orang seperti inilah yang menurut Pak Cip orang pintar namun kurang bijaksana. Orang pintar yang bijaksana di mata Pak Cip adalah orang yang tidak menganggap dirinya di atas orang lain, meski pada kenyataan memang kepintarannya lebih tinggi. Seorang pemimpin yang menyadari bahwa dirinya tidak tahu segala hal, sehingga dibutuhkan data pendukung.
Selama menahkodai perusahaannya Pak Cip selalu menggunakan 3 fase gaya kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro, Ing Ngarso Sung Tulodho (sebagai pelopor memberi arahan dan teladan), Ing Madyo Mangun Karso(bersama dengan tim menggali ide, berdiskusi dan memutuskan bersama), Tut Wuri Handayani (mendorong dan memberi semangat). Dahulu Pak Cip menggunakan sistem reward and punishment kepada seluruh karyawannya, sehingga yang baik mendapat kompensasi sedangkan yang melanggar akan mendapat sanksi. Namun sekarang beliau lebih menekankan pada management by consensus artinya keputusan dibuat bersama, jika berhasil maka kompensasinya ditentukan bersama, begitu pula jika gagal maka sanksinya ditentukan bersama dan mencari solusi untuk memperbaikinya.
Mengenai teamwork, Pak Cip berpendapat bahwa seorang pemimpin harus memikirkan apa manfaat bagi seseorang yang bergabung dalam tim organisasinya. Pemimpin membentuk teamwork untuk mencapai suatu manfaat, jika ia mengajak orang lain bergabung, ia harus memikirkan apa imbalan yang dapat diperoleh orang tersebut atas kontribusi yang diberikan. Selanjutnya pemimpin harus bersikap adil terhadap anggota tim dalam organisasinya.
Di usianya yang ke-79, untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat beliau mendirikan sekolah dan Universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa,sekolah ini menitikberatkan pada pendidikan entrepreneurship. Ia percaya bahwa dengan adanya pendidikan kewirausahaan di Indonesia, tak hanya dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan, namun juga akan menghasilkan kemajuan dan kemakmuran untuk menciptakan sesuatu yang lebih berguna bagi bangsa.
Nah, begitulah secara ringkasnya materi yang baru terbaca pada minggu pertama ini. Doakan tetap istiqomah belajar entrepreneurnya. Semoga dapat mengembangkan sayap seluas-luasnya dengan tetap menapak kuat pada dasar dan nilai yang baik dan benar.
Salam Entrepreneur……
0 comments:
Post a Comment