Hari Antikorupsi Internasional : Tegakkan Integritas

Pada peringatan Hari Antikorupsi Internasional (HAKI) 2014 kali ini, KPK menggelar acara di Yogyakarta sebagai pusat peringatan. Dalam helatan ke-9 ini, Kota Yogyakarta dipilih sebagai pusat peringatan dengan sejumlah alasan. Satu di antaranya yakni lantaranYogyakarta termasuk dalam 10 besar dengan Indeks Integritas tertinggi tingkat daerah tahun 2013. Kota ini juga mendapatkan skor tertinggi dalam Survey Persepsi Masyarakat (SPM) KPK terkait Pemilu Berintegritas Tahun 2014 dan peringkat tertinggi indek tata kelola Indonesia Goverment Index (IGI). Selain itu, di Kota Gudeg ini pula, salah satu pilot project program "Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga" dijalankan.

Tema yang diangkat dalam peringatan HAKI adalah tegakkan integritas. Menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integritas diartikan sebagai  mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan, kejujuran. Kewibaan dan kejujuran pada era sekarang ini dinilai sebagai sesuatu yang mahal. Mahal karena langka ditemui di hampir seluruh lapisan masyarakat. Ego, nafsu dan keinginan instan menjadi pendorong kelangkaan kejujuran. Oleh karena itu, sangat tepat jika KPK pada peringatan kali ini memiliki misi untuk membumikan integritas. 

Banyak hal yang dapat kita lakukan dalam peringatan Hari Antikorupsi ini. Lakukan dari diri kita sendiri. Budayakan jujur dan berwibawa. Jujur akan menjadikan seseorang berwibawa. Berwibawa akan membawa orang dipandang. Dipandang karena ditinggikan derajatnya. Dalam peringatan HAKI ke-9 ini pula sebaiknya kita berintrospeksi diri apakah kegiatan Antikorupsi yang kita lakukan tidak bersinggungan dengan korupsi itu sendiri. Apakah dalam kampanye yang kita lakukan tidak dinodai oleh korupsi. Apakah perlombaan yang kita adakan bersih dari praktek korupsi. Apakah event-event yang kita lakukan talah jauh dari aktivitas korupsi.

Nah, membumikan integritas tentunya bukan hanya tugas KPK. Justru masyarakat memiliki peran signifikan dalam memberantas korupsi lewat budaya integritas. Tinggalkan lagi kesan orang yang dipandang itu berwibawa, meskipun tidak berintegritas. Selama orang itu tidak memiliki integritas dalam lingkungan maka dia belum berwibawa, apapun posisi dan jabatannya. Sebaliknya, sekecil apapun status sosialnya jika ia memiliki integritas tinggi maka inilah yang disebut berwibawa dan terpandang. Jika kita menganggap bahwa kita telah menjadi bangsa yang tak memiliki teladan berintegritas dan berwibawa, maka jadilah teladan itu!


Artikel Media Kita Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Scroll to top