Tafsir Surat An-Nur - Cahaya untuk Kemanusiaan

“(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam) nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.” 
(QS An-Nur [24]: 1)
An-Nur artinya cahaya. Diberi nama An-Nur karena dalam surat ini disebutkan kata an-nur yang langsung disandingkan dengan nama Allah swt dalam “Allahu nuurussamawaati wal ‘ardh” (Dialah Allah cahaya langit dan bumi). Pun karena surat ini secara keseluruhan mengandung panduan-panduan akhlak mulia, bagaikan cahaya yang menampakkan dengan jelas mana yang baik dan mana yang buruk.

Ini menjadi panduan agar manusia terjaga dari kerusakan, selalu bersih dari perilaku yang merusak harga diri dan keluarga. Selalu kokoh dalam ketaatan kepada Allah, penuh kemerdekaan yang indah, tidak ada pergaulan bebas, jauh dari budaya telanjang, dan lain sebagainya.

PEMBUKAAN YANG TAJAM
Allah berfirman dalam pembukaan surat ini, “Inilah satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam) nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya”. Sebuah pembukaan yang sangat tajam, menegaskan bahwa ia (surat ini) diturunkan sebagai panduan hukum yang harus diikuti.

Ini surat yang sangat serius, bukan main-main, karena Allah langsung yang menurunkannya “anzalnaahaa”. Siapa pun yang beriman harus bersungguh-sungguh menyimaknya dengan sepenuh hati dan siap untuk mematuhinya. Inilah makna ayat “wa faradhnaahaa” artinya Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum yang ada di dalamnya.

Dalam pembukaan ini terkandung entakan yang kuat. Yang pertama, agar setiap manusia tidak menganggap ajaran Allah sebagi hal yang remeh dan sepele. Kemudian, agar lebih bersungguh-sungguh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak ada sedikit pun sikap mengabaikannya. Selain itu, supaya manusia lebih maksimal mengikuti semua tuntunan-Nya sekecil apa pun. Agar manusia paham bahwa tidak ada sedikitpun dari firman Allah yang sia-sia. Semua ajaran Allah adalah penting dan harus diagungkan.

EMPAT HAL PENTING
Ada empat hal yang perlu digarisbawahi dalam ayat pertama surat tersebut :
Pertama, istilah “surat”, artinya sekumpulan ayat yang disusun berdasarkan wahyu dan dipandu langsung oleh malaikat Jibril alaihissalam. Imam Al-Ashfahani menjelaskan dalam kitabnya, Mufradat Alfadzil Qur’an, bahwa dalam satu surat ini terkumpul berbagai panduan hukum dan hikmah. Itu menunjukkan bahwa istilah surat dalam Al-Qur’an bukan sekadar kumpulan ayat tetapi juga kumpulan hukum-hukum dan hikmah yang harus dipatuhi.

Kedua, istilah “anzalnaahaa”, artinya “Kami telah menurunkan”. Dengan bentuk kata kerja lampau padahal maksudnya akan diturunkan. Ini untuk menunjukkan kepastian, “Kami pasti akan menurunkan surat ini”. Dalam penegasan ini terkandung dua makna. Pertama, bahwa surat ini sangat agung dan penting bagi keselamatan manusia, maka ia pasti akan diturunkan. Kedua, bahwa kata “anzalna”, artinya dari atas ke bawah, menunjukkan bahwa Allah swt adalah Dzat yang Mahatinggi. Allah tidak pernah terpengaruh oleh segala kejadian yang di bawah. Maka demi keselamatan, bagi yang di bawah (manusia) hendaklah bersungguh-sungguh ikut panduan yang datang dari atas (Allah).

Ketiga, istilah “wa faradhnaaha”, artinya “Kami wajibkan”. Dalam qira’ah (bacaan) lain menggunakan tasydid (dobel huruf ra’), “farradhnaaha”, yang menunjukkan makna banyak. Itu artinya sangat-sangat wajib. Maksudnya, tidak ada pilihan lain, wajib hukumnya ikut panduan Allah. Sebab Dia-lah Allah yang Maha Tahu, al-aliim, sementara manusia tidak tahu halal-haram atau baik-buruk tanpa belajar dari-Nya.

Keempat, istilah “wa anzalna fiihaa ayaatin bayyinaat” yang artinya “Kami pasti akan turunkan ayat-ayat yang jelas”. Maksud istilah ini ada dua. Pertama, adanya sejumlah panduan yang tegas dan mudah dipahami. Kedua, bahwa panduan tersebut jelas tidak bertele-tele. Dipaparkan dengan bahasa yang lugas, tidak perlu banyak penafsiran dan penjelasan. Siapa pun yang baca langsung bisa menangkap maksudnya.

Mengapa Allah swt menurunkan surat ini? Jawabannya terdapat di penutup ayat pertama ini, “la‘allakum tadzakkarun” (agar mereka mendapat pelajaran). Maksudnya, agar mereka sadar akan dirinya sebagai makhluk yang harus tahu diri, harus patuh kepada Sang Pencipta, dan sadar akan keagungan-Nya. Sebagai pemilik mutlak segala makhluk, maka tidak bisa tidak, manusia harus tunduk sepenuh hati kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.


Dr Amir Faishol Fath, MA
Pendiri Fath Institute dan Rumah Tafsir Al-Qur'an, menyelesaikan pendidikan S1-S3 Ushuluddin bidang Tafsir Qur'an di International Islamic University Islamabad, Pakistan.


Artikel Media Kita Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Scroll to top