Renungan Capres 2014


Artikel yang sangat menarik ini saya temukan ketika berkunjung ke geraidinar.com, sebuah renungan bagi siapapun Capres-Cawapres pada Pemilu 2014 kali ini. Sebuah pesan yang begitu mendalam tidak hanya untuk direnungkan namun juga dicari jawabannya. Tugas yang harus dilakukan tidak hanya capres-cawapres saja namun kita. Sebagai sebuah bangsa yang mendambakan kemuliaan dan kesejahteraan. Anda bisa membaca artikel aslinya disini. Selamat menyimak.

Ketika Para Capres Sowan Ke Pak Kyai

Sebagaimana dalam ‘mimpi-mimpi’ saya sebelumnya dimana Pak Kyai hadir di sidang cabinet ketika negara lagi membutuhkannya, di masa kampanye PEMILU presiden kali ini-pun saya ‘bermimpi’ para calon presiden sowan ke tokoh imaginer saya yaitu Pak Kyai. Karena mereka baru calon presiden – yang belum pasti jadi, tentu mereka yang lebih pantes datang untuk sowan ke Pak Kyai. Maka para team sukses-pun sibuk mengatur bagaimana mereka bisa diterima oleh Pak Kyai.

Pak Kyai yang ingin bisa adil dan terbuka kepada keduanya-pun menyampaikan ke para team sukses yang datang lebih dahulu, intinya Pak Kyai bersedia menerima para calon presiden ini bila mereka dapat datang pada waktu yang bersamaan – sehingga Pak Kyai bisa menyampaikan pesan-pesannya once for all !

Karena pentingnya dukungan Pak Kyai – yang mewakili kepentingan umat Islam ini, maka dalam ‘mimpi’ saya tersebut keduanya datang bersamaan pada waktu yang telah ditentukan. Setelah berbasa basi secukupnya, Pak Kyai-pun layaknya moderator debat calon presiden mulai melontarkan pertanyaan kepada keduanya.

Kepada calon dengan nomor urut 1, Pak Kyai melontarkan pertanyaan : “Apa yang hendak Anda lakukan terhadap umat ini bila Anda benar-benar terpilih menjadi Presiden ?

Dengan sigap calon nomor  urut  satu mengungkapkan janjinya : “Saya akan menjaga kehormatan umat ini, agar umat ini terjaga kemuliaannya dan tidak dilecehkan oleh umat atau negara-negara lain. Saya akan menjaga wibawa negeri ini dan otomatis umat ini karena mayoritas penduduknya adalah umat Islam agar kita bisa menjadi negara dan umat yang unggul di kawasan ini dan bahkan dunia!”.

Ketika pertanyaan yang serupa dilontarkan ke calon presiden nomor urut 2, jawabannya adalah : “Saya tentu akan mendengar aspirasi umat Islam yang notabene merupakan mayoritas penduduk negeri ini, saya akan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mereka dan ujungnya tentu akan memakmurkan mereka dengan segala sumber daya yang ada di negeri ini”.

Mendengar visi yang mulia dari keduanya, Pak Kyai-pun manggut-manggut. Kemudian beliau menggunakan kesempatan ini untuk menasihati keduanya. Kepada calon presiden no 1, Pak Kyai sampaikan :

Niat Anda untuk meninggikan dan memuliakan umat ini tentu sangat saya hargai dan saya dukung, tetapi tahukah Anda apa yang diperlukan untuk bisa meninggikan dan memuliakan umat ini ?” Melihat yang ditanya ragu untuk menjawabnya, Pak Kyai melanjutkan : “Umat ini hanya bisa ditinggikan bila umat ini bener-benar beriman dan menggunakan kitab sucinya sebagai huda wa mauidhah (petunjuk dan nasihat), kemudian pak Kyai membacakan surat Ali ‘Imran ayat 138 dan 139 yang artinya “(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Kemudian Pak Kyai melanjutkan pertanyaannya ke calon no 1 : “Jadi apakah Anda sanggup bila Anda memimpin nanti, Anda harus berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan keimanan umat ini dan menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan nasihat untuk seluruh urusannya ? Karena hanya dengan inilah umat ini ditinggikan derajatnya sebagai ayat yang saya bacakan tadi ?

Tidak mau kehilangan dukungan Pak Kyai, calon no 1 pun langsung menjawab : “Siap, Pak Kyai !” . Pak Kyai-pun manggut-manggut dan menoleh ke calon nomor 2:

Niat Anda untuk mendengar dan memakmurkan umat ini adalah niat yang mulia, tetapi tahukan Anda sekaya apapun bumi yang kita tinggali – bila tidak diberkahi oleh Allah kita tidak akan makmur ? sedangkan untuk diberkahi oleh Allah syaratnya mutlak harus ada keimanan dan ketakwaan dari penduduk negeri ini ! Kemudian pak Kyai-pun membacakan ayat Al-Qur’an dari surat  Al A’Raaf ayat 96 yang artinya : “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.””

Masih tetap memandangi calon no 2, Pak Kyai melanjutkan : “ Jadi kunci kemakmuran itu apabila ada keberkahan, sedangkan keberkahan hanya ada bila ada iman dan takwa. Apakah Anda sanggup bila benar-benar terpilih nanti Anda akan mengajak penduduk negeri ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka ?

Lagi-lagi karena tidak ingin kehilangan dukungan Pak Kyai, maka calon no 2-pun manggut-manggut sambil menjawab :“Injih pak Kyai, Injih ! (artinya Iya Pak Kyai Iya !)”.

Setelah Pak Kyai puas membekali visi mereka masing-masing dengan pesan meningkatkan keimanan, ketakwaan dan menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan nasihat – pak kyai-pun ingin menguji keseriusan mereka dalam melayani kebutuhan umat.

Kepada keduanya Pak Kyai sampaikan  pesan dan pertanyaan lanjutan : “Anda berdua sudah mau berjanji secara umum untuk melayani umat ini dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka, tetapi janji-janji ini memerlukan pembuktian yang terukur – maka saya akan sampaikan beberapa pertanyaan lagi untuk melihat keseriusan Anda berdua dalam melayani umat ini”.

Melihat raut muka yang menunjukkan keterkejutan dan kekurang siapan pada wajah keduanya, Pak Kyai-pun memulai dengan pertanyaan yang ringan-ringan : “Setujukah Anda berdua kalau muslim ini makanannya harus halal dan thoyyib ?” melihat keduanya mengangguk, Pak Kyai-pun melanjutkan : “Makanan ini termasuk apa saja yang masuk mulut, minuman, obat dlsb. Artinya setujukan Anda bila memimpin nanti – akan menjamin segala bentuk makanan, minuman, obat-obatan dlsb. yang dibutuhkan umat Islam harus terjamin kehalalannya ?” Keduanya masih manggut-manggut menyatakan persetujuannya.

Lantas Pak Kyai mulai pertanyaan yang agak berat : “Apakah Anda berdua juga tahu bahwa umat ini harus menjauhi riba, harus menghentikan penggunaan riba dalam segala urusan kehiduapannya ?” kedua calon mulai nampak ragu. Pak Kyai-pun melontarkan pertanyaan yang lebih tegas lagi : “ Apakah Anda tahu kalau meninggalkan riba adalah ciri atau ukuran orang beriman yang sudah Anda sanggupi di pertanyaan sebelumnya ? Apakah Anda tahu kalau riba yang tidak dihentikan berarti pernyataan perang terhadap Allah dan RasulNya ?”

Karena masih nampak keraguan pada keduanya dan kaget mendengar suara Pak Kyai yang meninggi menandakan keseriusan masalah riba ini, maka Pak Kyai-pun membacakan dua ayat di surat Al-Baqarah yaitu ayat 278 dan 279 yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”

Keduanya nampak semakin ragu, maka Pak Kyai-pun melontarkan pertanyaan pamungkasnya : “Karena kelangsungan riba merupakan pernyataan perang terhadap  Allah dan RasulNya sebagaimana ayat yang saya bacakan tadi, saya ingin mendengar bila di antara Anda berdua – sudah ada program untuk menghilangkan riba di negeri ini, atau setidak nya tahapan-tahapan untuk menurunkan riba di negeri ini”.

Pak Kyai melihat keduanya menggelengkan kepala, tanda tidak siap menjawab pertanyaan terakhir tersebut.

Maka Pak Kyai berpesan kepada keduanya : “Inilah ujiannya bagi Anda berdua, Anda ingin mengangkat kehormatan umat ini, Anda ingin memakmurkan umat ini – tetapi Anda belum siap dengan syaratnya. Umat ini hanya bisa ditinggikan, dimuliakan dan dimakmurkan dengan iman, takwa dan Al-Qur’an sebagi petunjuk hidupnya. Sedangkan tolok ukur keimanan yang nyata-nyata di depan mata – yaitu ditinggalkannya riba – Anda belum siap dengan programnya ?

Semakin nampak kegalauan di wajah keduanya, kemudian calon no 1 memberanikan bicara dahulu : “Baik Pak Kyai, Bila Pak Kyai mendukung kami, InsyaAllah team kami akan menyusun sebaik-baiknya program penghentian atau setidaknya penurunan riba secara bertahap di negeri ini. Kalau kami berjanji memenuhi tuntutan Pak Kyai ini, apakah berarti Pak Kyai akan mendukung kami ?”

Pak Kyai-pun tersenyum : “Tentu akan saya pertimbangkan, tetapi saya harus melihat dahulu program konkrit Anda apa ?, saya ingin mendengarnya dahulu”.

Melihat calon no 1 belum mendapat konfirmasi dukungan dari Pak Kyai, yang no 2 agak gembira dan menyela : “InsyaAllah kami sanggup Pak Kyai, selain menerima masukan dari Pak Kyai ini, dengan mitra pendukung kami - kami akan blusukan ke Kyia-Kyai lainnya untuk mendengarkan masukannya juga , dari sanalah insyaAllah kami akan susun program-program yang memenuhi harapan dan kebutuhan umat Islam termasuk program eliminasi riba ini. Dengan demikian apakah Pak Kyai akan mendukung kami ?

Pak Kyai-pun tersenyum ke calon no 2 : “Ya belum tentu juga, Anda masih harus susun dan buktikan program konkrit Anda untuk eliminasi riba itu seperti apa ?, saya juga ingin mendengarnya dahulu.”

Dengan PR yang diberikan oleh Pak Kyai, para calon presiden dan pendukungnya masing-masing pulang dengan lunglai. Mereka tahu, dukungan Pak Kyai sangat dibutuhkan karena umat akan mendengarkan dan mengikutinya – tetapi syarat untuk mengeliminasi riba yang diajukannya – sama sekali belum terpikirkan oleh team sukses mereka masing-masing.

Sampai disini saya-pun terbangun dari mimpi dan menyadari bahwa baru pada tahap ‘mimpi’ inilah uneg-uneg dan kegalauan saya sendiri pada masa pemilu presiden ini bisa saya ungkapkan. Namun meskipun hanya ‘mimpi’ saya yakin insyaAllah akan selalu ada pembaca situs ini yang berupaya meneruskan ke pihak-pihak yang terkait sebagaimana tulisan-tulisan saya sebelumnya. InsyaAllah.
Bagaimana menurut anda????

Artikel Media Kita Lainnya :

1 comments:

  1. aku tunggu mimpi2mu selanjutnya .................

    ReplyDelete

Scroll to top