Panduan Musafir II [Adab safar]


Agar safar kita lebih berarti dan mendatangkan barokah dari Allah Ta’ala, penting bagi kita untuk memperhatikan dan mempraktekkan adab-adabnya sejak pergi hingga pulang sesuai dengan ajaran Islam. 

1- Menyampaikan salam perpisahan kepada kerabat atau rekan-rekan. Mohon didoakan dan memberikan pesan-pesan yang baik kepada mereka atau ungkapan lainnya yang di dalamnya terkandung doa dan harapan-harapan yang baik.

2- Disunahkan shalat dua rakaat sebelum keluar rumah. 
“Tidak ada peninggalan seseorang yang lebih baik untuk keluarganya ketika dia hendak safar kecuali shalat dua rakaat yang dilakukannya.” (Riwayat Thabrani, Ibnu Abi Syaibah. Ibnu Khuzaimah dan Hakim juga meriwayatkannya dan dia berkata bahwa hadits ini shahih berdasarkan syarat Bukhari). 
3- Hendaklah tidak safar seorang diri, upayakan melakukannya minimal tiga orang dan kemudian menentukan pemimpinnya di antara mereka. 
Rasulullah bersabda : “Pengendara seorang diri adalah (perbuatan) setan, sedang berdua adalah perbuatan dua setan, sedangkan jika bertiga, maka itulah rombongan (perkawanan)” (Riwayat Abu Daud, dihasankan oleh al-Albani) 
“Jika ada tiga orang yang melakukan safar, hendaklah mereka mengangkat salah seorang sebagai pemimpin” (Riwayat Abu Daud, al-Albani berkata: haditsnya hasan shahih) 
Carilah teman perjalanan yang baik, yang dapat mengajak pada ketaatan dan takwa serta mencegah perbuatan munkar, juga ringan tangan untuk saling tolong menolong. 

4- Dianjurkan untuk memulai safar pada hari Kamis di pagi hari. 
Sabda Rasulullah : 
“Adalah Rasulullah keluar pada hari Kamis saat perang Tabuk, dan beliau memang suka keluar (untuk safar) pada hari Kamis.” (Riwayat Bukhari) 
Rasulullah bersabda: 
“Ya Allah berkahilah umatku di pagi harinya” (Riwayat Abu Daud, dishahihkan oleh al-Albani) 
Terdapat riwayat yang shahih bahwa Rasulullah jika mengutus pasukan, dilakukannya pada pagi hari . (Riwayat Ahmad, Tirmizi (1212), Ibnu Majah (2236) dan ad-Darimi (2435)) 

Namun, hal ini bukan berarti jika berangkat pada hari lain dianggap sial. Sebab pada prinsipnya seseorang boleh melakukan safar pada hari dan waktu kapan saja. Kecuali safar yang dilakukan pada hari Jum’at setelah azan Jum‟at yang kedua berkumandang. Maka pada saat itu dilarang memulai perjalanan. 

5- Perbanyak membaca zikir dan doa, karena safar merupakan salah satu sebab doa kita dikabulkan (mustajabah). 
Rasulullah bersabda : 
“Tiga yang tidak diragukan lagi akan dikabulkan: Doa orang tua kepada anaknya, doa seorang musafir dan doa orang yang dizalimi” (Riwayat Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah, Ibn Hibban, dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami‟, no. 3031) 
6- Membaca doa safar, ketika kendaraan mulai berangkat. 

7- Bertakbir (membaca: Allahu Akbar) jika melewati jalan mendaki, dan bertasbih (Membaca: Subhanallah) jika melewati jalan menurun.
Diriwayatkan dari hadits Ibnu Umar radhiallahuanhuma, bahwa Rasulullah dan tentaranya, jika jalan mendaki mereka bertakbir dan jika jalan menurun mereka bertasbih..” (Riwayat al-Baghawi dalam Syarhussunah, 1351, 5/149) 

8- Membaca doa ketika singgah di sebuah tempat. 

9- Membaca doa ketika memasuki sebuah negeri (kota) 

10- Segera kembali ke keluarganya setelah tugasnya selesai dan hendaknya tidak kembali ke rumahnya pada malam hari. 
Rasulullah bersabda : 
“Jika seseorang telah menyelesaikan keperluannya, hendaklah dia kembali kepada keluarganya” (Muttafaq alaih) 
Rasulullah melarang seorang musafir untuk kembali kepada keluarganya pada malam hari. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). Namun maksud larangan Rasulullah dalam hadits ini adalah agar seseorang jangan pulang tiba-tiba tanpa diketahui sebelumnya sama sekali oleh keluarganya, khawatir dia akan melihat keluarganya dalam kondisi yang tidak layak dipandang. Adapun jika dia telah menginformasi-kannya sebelumnya atau kepergiannya tidak lama dan diketahui jadwal kepulangannya, maka boleh baginya untuk kembali kapan saja. (Syarah Muslim, an-Nawawi, VII (13/61)) 

11- Disunahkan shalat dua rakaat di mesjid ketika telah tiba di kampung halamannya. 
Ka‟ab bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah jika datang pada waktu Dhuha dari safar, beliau masuk ke mesjid dan shalat dua rakaat sebelum duduk.” (Muttafaq alaih)

Baca Selanjutnya :

Panduan Musafir III [Persiapan Teknis Safar]

Artikel Media Kita Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Scroll to top