Hati-hati, Pria Narsis Lebih Rentan Stres

Secara sederhana, narsis dapat diartikan sebagai sifat suka memamerkan diri atau terlalu mengekplorasi diri sendiri. Menurut penelitian, narsis ternyata dapat memberikan efek negatif seperti stress pada pria. Namun uniknya, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa narsis pada wanita, tidak berpengaruh terhadap peningkatan hormon stress. 

Hati-hati, Pria Narsis Lebih Rentan Stres

Hasil penelitian dari Universitas Virginia dan Michigan, pria yang narsis memiliki level kortisol yang tinggi. Kortisol adalah hormon stress yang menjadi salah satu pemicu masalah jantung dan tekanan darah tinggi. Hormon kortisol pada pria meningkat karena pria memiliki hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) yang sangat aktif. HPA inilah penggerak produksi hormon kortisol pada tubuh. 

Penelitian tersebut dilakukan dengan membagikan kuisioner yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan tingkat narsisme seseorang. Hasilnya, pria yang memiliki skor narsis yang tinggi cenderung memiliki hubungan buruk pada pergaulan sosialnya. Hal ini dikarenakan,pria narsis hanya merasa tertarik pada dirinya sendiri, merasa paling pintar dan istimewa.

Dilihat dari segi medis, pada pria narsis dengan skor tinggi terjadi peningkatan hormon kortisol 2 kali lebih besar dibandingkan pria dengan skor rendah. Selain itu, perbedaan tingkat narsis pada seseorang juga dapat diteliti dari sampel air liurnya.

Meskipun demikian, ternyata pria yang narsis yang memiliki komponen merasa bangga dan mampu memimpin diri sendiri juga memiliki kelebihan. Selama tidak berlebihan, pria narsis tersebut dapat mengurangi tingkat depresi dan menjadikan seseorang lebih kreatif.

Namun, penelitian ini belum menemukan sejauh mana penyebab sifat narsis tersebut berpengaruh terhadap pria, namun wanita tidak. Kemungkinan stereotype maskulin pada pria menjadi penyebabnya. Maskulinitas berkaitan dengan kejantanan untuk mendominasi dan kesiapan bertarung. Sebaliknya, wanita sangat mudah meluapkan emosinya dengan menangis dan curhat. Mereka tidak menahan atau memendam emosinya sendiri. Hal ini menjadi penyeimbang emosi yang sehat. Sehingga hormon kortisol tidak meningkat dengan signifikan.

Dari penelitian tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa pria yang cenderung narsis harus dikontrol. Boleh saja narsis karena dapat menjadikannya lebih kreatif dan mengurangi depresi, namun harus sesuai batasan agar tidak menimbulkan efek negatif.

Artikel Media Kita Lainnya :

1 comments:

  1. wahaha..untung saya ga narsiss..mau narsis gimana, wajah pas-pas an...wkwkkw

    ReplyDelete

Scroll to top