Mengenal Lebih Jauh Tentang Gunung Kemukus

Akhir tahun 2014 lalu kita banyak dihebohkan dengan ritual di Gunung Kemukus. Mendadak Gunung Kemukus menjadi terkenal, tak hanya di Indonesia, bahkan di Australia. Pasalnya salah satu media di Australia menayangkan tentang ritual sex di Gunung Kemukus yang mereka sebut "Sex Mountain". Tentu saja hal ini menjadi ramai sebagai bahan perbincangan, lebih tepatnya bahan perbincangan yang buruk. Ramai dengan kabar tak sedap tersebut, mari kita lebih kenal dengan Gunung Kemukus. 


Gunung Kemukus berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Sragen. Gunung Kemukus merupakan kawasan berupa bukit yang menjulang di tepi Kali Serang, di bagian selatan Waduk Kedung Ombo, tepatnya di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Di area Gunung Kemukus ini terdapat makam Pangeran Samudra, salah satu putra raja terakhir Majapahit yang masuk dan belajar Islam serta menyebarkannya. 

Cerita tentang Pangeran Samudra sendiri konon berawal dari runtuhnya kejayaan Majapahit yang di serang oleh Raden Patah dari Demak, Pangeran Samudra dan ibunya ikut ke Demak. Selama tinggal di Demak, Pangeran Samudra belajar ilmu agama Islam dengan bantuan dari Sunan Kalijaga. Setelah dirasa cukup, Pangeran Samudra diminta untuk menimba ilmu agama Islam kepada Kyai Ageng Gugur dari Desa Pandan Gugur di lereng Gunung Lawu. Sekian lama menimba ilmu dan dirasa cukup, akhirnya Pangeran Samudra berniat pulang kembali ke Demak. Dalam perjalanan pulang mereka melewati Desa Gondang Jenalas (sekarang wilayah Gemolong) niatnya hanya berhenti sejenak untuk beristirahat. Namun akhirnya Pangeran Samudra tinggal lebih lama lagi untuk mensyiarkan agama Islam di desa tersebut.

Setelah dirasa cukup, perjalanan di lanjutkan kembali, namun dalam perjalanan tersebut, Pangeran Samudra jatuh sakit. Karena tak kuat menahan sakit akhirnya berhenti di Dukuh Doyong (sekarang wilayah Kecamatan Miri) dan akhirnya Pangeran Samudra meninggal dan jasadnya dimakamkan di perbukitan Dukuh Miri. Oleh masyarakat lokasi bekas perawatan/peristirahatan Pangeran Samudro didirikan desa baru dan diberi nama “Dukuh Samudro” yang sampai kini terkenal dengan nama “Dukuh Mudro”.

Pada awalnya, para wisatawan datang ke Gunung Kemukus untuk berziarah ke makam Pangeran Samudro ini. Tentu saja niat awalnya adalah berdoa untuk salah satu pejuang syiar agama islam pada masa silam. Namun, beda orang, beda pemikiran, beda pula sejarah yang diterimanya. Banyak sekali penyimpangan yang akhirnya jatuh kedalam kesesatan. Awalnya hanya berniat doa, kemudian memohon pemecahan masalah ekonomi, kemudian ke pesugihan hingga ritual sex yang di asumsikan sebagai syaratnya. Dari pemikiran semacam inilah kemudian menjadi sebuah kebiasaan yang menyesatkan. Ramai-ramai para penjaja kenikmatan pun mengisi demand (permintaan) dari ritual tersebut. Menjamurlah tempat-tempat prostitusi hingga kini. 

Ritual menyimpang ini ternyata telah ada sejak puluhan tahun silam, namun baru heboh saat media asing menyorotnya. Ternyata ritual sesat dalam diam ini telah menjelma menjadi kejahatan seksual yang besar. Namun, tak ada kata terlambat. Semoga itu menjadi momen pembersihan tempat wisata yang banyak terjadi di beberapa tempat, tidak hanya di Gunung Kemukus. Semoga tidak harus menunggu media asing menyorot keburukan dari tempat wisata kita, baru kita tersadar. Semoga warga menjadi proaktif terhadap semua tindak kejahatan yang ada di sekitar kita.


Artikel Media Kita Lainnya :

0 comments:

Post a Comment

Scroll to top