Penutupan Gang Dolly


Dolly atau Gang Dolly adalah nama sebuah kawasan lokalisasi pelacuran yang terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Di kawasan lokalisasi ini, wanita penghibur "dipajang" di dalam ruangan berdinding kaca mirip etalase.
Konon lokalisasi ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara lebih besar dari Patpong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura. Bahkan pernah terjadi kontroversi untuk memasukkan Gang Dolly sebagai salah satu daerah tujuan wisata Surabaya bagi wisatawan mancanegara. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Dolly,_Surabaya)
Penutupan gang dolly yang direncanakan dimulai pada tanggal 18 Juni ini merupakan langkah baru dalam reformasi birokrasi di Indonesia. Secara tegas Walikota Surabaya menutup tempat prostitusi terbesar di asia tenggara itu. Langkah ini juga didukung oleh DPRD Provinsi Surabaya. Langkah baru yang harus diikuti oleh daerah-daerah lain di Indonesia. 


Pro kontra penutupan tempat prostitusi selalu mewarnai setiap isu penutupan tempat prostistusi. Kaum yang pro memiliki landasan yang kuat dalam penutupan tempat prostitusi. Dasar utamanya tentu masalah agama, halal dan haram, perzinaan, penularan penyakit dan yang paling penting adalah degradasi moral anak bangsa. elemen dasar ini mampu memicu permasalahan yang lebih besar seperti permasalahan rumah tangga terkait kesetiaan pasangan, perselingkuhan, human traficking, penularan penyakit reproduksi kepada istri dan anak, meningkatnya angka pemerkosaan, angka pelecehan seksual, merusak moral anak bangsa dan masih banyak lagi ibarat gunung es.

Di lain sisi pihak yang kontra cenderung berorientasi pada permasalahan ekonomi. Halal dan haram sudah tidak menjadi rujukan, ridho Tuhan sudah tidak menjadi patokan. Kelangsungan ekonomi menjadi hal tak terbantahkan. Isu ekonomi ini kemudian dipermanis dengan Hak Asasi Manusia, hak untuk melangsungkan hidup dan mengais rejeki untuk keluarga. Tak jarang pula kaum kontra yang digawangi oleh aliansi mucikari, PSK dan LSM ini melakukan unjuk rasa dengan umpatan-umpatan kotor khas surabaya. Bahkan ada PSK yang melayangkan surat ke Presiden dan Komnas HAM. Bahkan juga para kaum kontra ini mengecam akan memboikot pilpres 2014.
http://www.merdeka.com/peristiwa/ancaman-psk-dolly-kepada-wali-kota-risma/16-ribu-penghuni-dolly-ancam-boikot-pilpres-9-juli.html
http://regional.kompas.com/read/2014/06/05/1240379/Ini.Curhat.PSK.Dolly.yang.Ditulis.untuk.SBY
http://www.merdeka.com/peristiwa/lokalisasi-kampung-baru-di-palembang-siap-tampung-psk-eks-dolly.html 

Penutupan gang dolly ini bukan ujuk-ujuk terjadi. Penutupan ini telah melalui telaah panjang dan kesadaran tingkat tinggi. Berbagai dinas terkait dikerahkan dan ganti rugi pun dilakukan. Sosialisai tentang penutupan ini pun telah berjalan. Proses memanusiakan manusia dan mengembalikan martabat manusia sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang mulia. Gang dolly akan diubah menjadi kawasan perekonomian dan perdagangan sehingga eks penghuni lama dapat memperoleh rejeki dengan cara yang halal dan benar. Proses ini tentunya tidak mudah, banyak pihak yang kontra melawan kebijakan ini. Namun pihak yang pro dengan kesadaran tingkat tinggi lebih banyak lagi. Lebih banyak manusia yang baik yang sadar untuk memperbaiki negara ini. Catatannya adalah pentutupan gang dolly ini merupakan langkah awal penutupan semua prostistusi di Indonesia. Jangan sampai malah terjadi eksodus atau perpindahan PSK dari gang dolly ini ke kota lain. Karena ini hanya memindahkan masalah tidak menyelesikan masalah. Maka dari itu perlu dukungan dari semua pihak.

Penutupan seluruh prostitusi di seluruh daerah merupakan aksi nyata untuk memuliakan martabat manusia. 
Bagaimana menurut anda???



Artikel Media Kita Lainnya :

2 comments:

  1. klo menurutku...kalau dolly di tutp pasti akan muncul tempat prostitusi yang baru...

    ReplyDelete
  2. ini yang harus diantisipasi.. perpindahan, perubahan bentuk (via internet dll) dan perpindahan tempat... perlu komitmen seluruh kepala daerah dan tokoh masy tentuny...

    ReplyDelete

Scroll to top